Kita sekarang berada di zaman pada generasi yang mencap dirinya sebagai generasi milenial dengan gaya hidup yang modern, digital, muda, dan katanya "ingin serba cepat", kok ingin serba cepat? apakah ini statement yang sering didengar?.
Jujur, saya sendiri berumur 24 tahun yang beberapa bilang saya adalah generasi milenial walaupun saya sendiri tidak terlalu suka dicap sebagai generasi milenial, karena saya cukup sering banyak mendengar generasi milenial adalah generasi dengan generasi yang kurang produktif, kurang inovasi, hedonisme, pemalas, narsis, dan selalu ingin serba cepat tanpa berusaha, yap, kata-kata seperti ini sering saya dengar di lingkungan sehari-hari terlebih untuk kata "ingin serba cepat misal: ingin cepat kaya tanpa berusaha", itulah lantas saya sangat tidak suka digolongkan dengan generasi milenial. Lalu apakah semua kata-kata itu benar? Apakah sehancur itu generasi milenial ini?.
Kali ini saya mau membagi pemikiran saya tentang kata "ingin serba cepat misal: ingin cepat kaya tanpa berusaha" untuk kata-kata yang lain saya pinggirkan dulu dari bahasan kali ini atau mungkin tidak usah dibahas ahaha. Yuk mulai.
Mungkin ada benarnya yang mengatakan bahwa generasi sekarang hanya melihat yang enak-enak saja dan ingin mendapatkannya dalam waktu cepat sehingga membuat mindset meremehkan sesuatu/pekerjaan, dan ketika seseorang cenderung meremehkan sesuatu/pekerjaan akan menjadikan dirinya pemalas yang berpikir bisa dikerjakan nanti-nanti saja, dan pada akhirnya akan menjadikan seseorang kurang produktif dan kurang inovatif. hmm menarik, jika kita menggeneralisasi apapun dengan pemikiran semacam ini saya rasa semua generasi akan hancur begitu saja. Oke saya coba ambil sudut pandang yang berbeda dari serba cepat ini.
Kalau dilihat dari sudut pandang di atas ternyata rasa malas banyak sekali dampak yang diberikan, speaking of which, Bill Gates pernah bilang kurang lebih seperti ini “I choose a lazy person to do a hard job. Because a lazy person will find an easy way to do it.” Lalu seperti yang dikutip dalam artikel web TIME dengan judul "Why Being Lazy is Actually Good for You" disini disebutkan manusia mempunyai 2 macam perhatian: fokus dan tidak fokus, ketika fokus, kita memberikan semua perhatian seperti menyelesaikan pekerjaan, memiliki percakapan yang bermutu, dan melanjutkan kehidupan dan penelitian mengatakan bahwa ketika kita tidak fokus ini juga penting dan powerful, karena ketika kita fokus kita terdorong untuk melakukan hal-hal yang produktif sedangkan ketika kita tidak fokus kita akan terdorong untuk menjadi kreatif. Ketika otak kita dalam situasi idle/diam ini mendorong kita untuk melakukan hal-hal berikut:
1. Rest: Dalam tahap ini kita dalam keadaan beristirahat dari hal-hal menyibukkan lainnya, dan cenderung berpikir kreatif.
2. Plan: Penelitian mengatakan bahwa kita akan berpikir untuk merencanakan/memikirkan masa depan 14 kali lebih sering daripada ketika sedang dalam hal yang produktif/fokus.
3. Unearth Ideas: Ketika berkhayal kita tersambung dengan 3 hal destinasi mental yaitu: masa lalu, masa sekarang dan masa depan, ini tahap yang menjadikan kita untuk kreatif dalam melakukan sesuatu/menyelesaikan sesuatu dan pikiran kreatif akan keluar ketika kita sedang dalam kondisi tidak fokus.
Hmm melihat artikel ini sebenarnya membuatku berpikir bahwa ternyata menjadi malas bukanlah sesuatu yang salah asal jangan berlebih.
Okay back to the topic, ingin serba cepat. Kurasa menjadi ingin serba cepat bukan hal yang buruk contohnya bahkan saya rasa dengan adanya keinginan yang serba cepat ini dapat memaksa kita menjadi individu yang kreatif, bergerak cepat, kerja keras, dan berfikir cepat. Tidak bisa dipungkiri di era sekarang kita juga sudah banyak menemukan hal-hal yang mungkin tidak dilakukan oleh pendahulu kita seperti esport, vlogging, social media personality, dll yang mungkin dianggap asing dan aneh lantas apakah ini menjadi masalah? nyatanya tidak juga, generasi milenial mempunyai cara mereka sendiri dalam berekspresi, beinovasi dan bekerja keras, saya harap ini dapat memberikan padangan yang berbeda untuk generasi sekarang maupun pendahulu.
Pandanganku, statement generasi milenial hanya mengiginkan sesuatunya dengan serba cepat bukan hal yang buruk-buruk banget, lagipula banyak pemuda generasi milenial ini yang memberikan inovasi hebat dan kerja keras mereka yang kita bisa lihat sekarang ini dapat memberikan hasil yang mereka inginkan dengan cepat. Saya rasa semua bergantung bagaimana kita membawa diri kita, jika menjadi malas dapat memberikanmu hal yang produktif lalu kenapa tidak?, jika menjadi aktif menjadikanmu pribadi yang produktif dan kenapa tidak?, jika menginginkan sesuatu dengan cepat memotivasimu untuk berkarya lebih banyak, ya kenapa tidak?
Jujur, saya sendiripun sampai sekarang kurang suka disebut sebagai generasi milenial, lalu apakah ini suatu ekspresi keputusasaanku? jawabanku pasti tidak. Saya beryukur diberikan penghidupan yang baik di zaman sekarang berkat kerja keras pendahulu kita, dan saya bersyukur dapat hidup di zaman sekarang yang memberikanku pandangan yang berbeda tentang generasi milenial, so yeah i live this moment, i live in this generation that some people misunderstood about, i live in this great generation because no matter what you may called about our generation this is the generation we live in and for our predessors, you need to mind that this generation is the generation you build.