Movie Review: Alpha | Film Yang Memanjakan Mata dan Hati
9/22/2018Tahu film ini awalnya karena trailer, padahal sudah menghindari trailer film ini sudah lama banget dan alhasil harus ngalah ngeliat trailer ini di teater sambil nungguin film Crazy, Rich, Asian dan terpukau karena trailer doang, ini sudah bikin excited banget mau nonton.
Sekalipun ini film dengan latar belakang waktu 20.000 tahun yang lalu, tapi sebenarnya ini bukan film kelai-kelai ini film drama, sekarangkan gitu kalo ada film atau series yang latar belakang waktu yang jauh dari sekarang pasti bawaannya mau kelai aja, kayak GOT atau Viking. BTW aku lagi nungguin GOT banget nih, kamu? Okay balik lagi dah ke film ini.
Diawal pertama kali ngeliat trailernya sebenarnya agak bingung, kok film 20.000 thn kebelakang kok bisa bahasa inggris yak, padahal gak ada English First waktu itu, padahal EF awal buka tahun 1995 (wikipedia), siapa coba yang ajarin. Eeh ternyata diriku salah dong, ternyatakan filmnya pake bahasa zaman dulu juga, kan aku gak pernah dengar bahasa ini jadi aku akan anggap ini bahasa pada waktu itu, yang menarik adalah aku baru tau kata AYAH adalah bahasa zaman itu yang artinya AYAH, FATHER, DAD, yah gitu lah. mindblown.
Sebenarnya film ini bisa banget jadi ensiklopediamu yang pikirannya agak rendah macam saya ini, ku baru tau badak dulu badannya berbulu, perilaku manusia di zaman itu dan aspek-aspek pengetahuan lainnya. Gak tau dah ini benar apa kagak tapi cara penyampaian film ini meyakinkan.
Dan yang terbaik dari film ini adalah visualnya, semua pengambilan gambar di film ini memanjakan mata banget (eyegasm, eyegazing, eyecatching, u name it) bangeeeeeettt, dari awal film sampai akhir film sangat-sangat cantik, banyak tekhnik sinematografi di film ini, sepanjang menonton film ini kayak ngeliat majalah/situs National Geographic bergerak bahkan hanya ketika debu beterbangan saja sangat indah dilihat, jangan kamu bilang ini instagrammable karena ini nilainya jauh lebih baik dari itu. Kalau kamu merasa fotografer atau videografer coba tonton film ini, sangat aku rekomendasikan karena banyak inspirasi fotografi di film ini. Tekniknya apik, rasanya mau beli lensa kamera buat bisa bikin foto milky way sehebat itu wkwk. Oiya, di film ini bahkan ketika ada adegan slow motion akan selalu mendebarkan hati bahkan tanpa perlu audio fx. Serius, karena memang sebagus dan secantik itu. Habis nonton film ini jadi keinget film The Secret Life of Walter Mitty deh, panoramanya memanjakan mata. Selesai film ini aku jadi pengen melihara anjing tapi yang berkaki 4 bukan yang berkaki 2 (if u know what i mean).
Soundtrack di film ini sebenarnya gak ada yang spesial, tapi itu juga gak penting-penting amat kalo visual dan cerita dari film ini sudah bisa memanjakan mata dan hati.
Okay done, this movie just left me a speechless because of the warmth of the story and eyecatching view all over the movie and it has the best ending indeed.
Film ini juga membuka mataku kalo terkadang teman sejati bukan siapa yang memberikan nasihat paling baik, bukan siapa yang yang paling mengerti bahasamu, bukan siapa yang paling tau keadaanmu karena teman sejati adalah siapa yang tidak akan meninggalkanmu dan ada untukmu bagaimanapun keadaanmu dan yang saling support untukmu.
0 comments