Movie Review: Crazy, Rich, Asians | F*cking Crazy, F*cking Rich, F*cking Asian

9/15/2018


Sebenarnya aku bukan penikmat film mandarin yang gila-gilaan, film drama mandarin yang masih terngiang dalam hati ku cuma baru Don't Go Breaking My Heart doang dan karena hype untuk film ini  yang cukup gila-gilaan dan pemerhati rating rotten tomatoes yang cukup serius maka aku memutuskan untuk menonton film ini. Setelah nonton dapat chat dari teman yang nanya ini bagus gak sih? yah aku bilang gila, film tentang apa? tentang cinta-cintaan orang kaya, film cina? hmmm iya, tentang keluarga cina, syuting di singapore, dan film hollywood, ok. ok.
Satu kata yang terbesit pertama kali pas selesai nonton film ini adalah masuk akal. Kenapa? yah karena ini film yang masuk akal. Aku jabarin ke-masuk akal-an film ini menurutku.
1. Aku kagum sama penulisnya bisa menjadikan kenapa harus singapore menjadi background wilayah kekuasaan keluarga ini dan gak milih Cina, Jepang, Korea apalagi Indonesia. Singapore salah satu negara kaya di Asia tetapi belum pernah melihat sosok kaya raya melesit jagat raya yang berasal dari singapore (kalo cina, jepang dan korea mah banyaaaa...)
2. Kenapa Asian? oh for God's sake everyone needs to have a different love story not only american.
3. Old money gak banyak sok-sokan sih, ini si orang kaya aja make tuh netflix aja pake akun pacarnya pun.
4. Kelas gak bisa ditawar. You may have huge number at your account bank but you cant buy class. Ini yang jadi Astrid adalah yang menjadi paling berkelas.
5. Kenapa orang kaya suka sama seorang professor
6. Sebagai orang asia, kita tahu dong kalo masalah utama dari perjodohan adalah satu suku (((apalagi Indonesia saaaay)))

Dan yang paling menarik dari film ini dibanding dengan film orang kaya-kaya lainnya adalah kelas. Beda dengan 50 shades, film ini terasa lebih berkelas menurutku, ini penting dimasukkan karena film orang kaya harus berkelas, gak kek 50 shades yang apa-apa dipamerin (maklum american). Kelas yang gimana sih maksudnya? kalo kamu nonton filmnya kamu akan merasa kalau orang kaya yang old money akan punya kelas, the way they moves, the way they talk, and the way they acted, dan tokoh yang paling berkelas dari film ini adalah Astrid Leong, kakak dari Nick, wagelaseh nih cewek, classy badass...
Mindset yang bilang film asia adalah cuma dari cina ini bisa didobrak sama film ini sih, walopun filmnya cerita keluarga cina tapi disini syuting di singapore jadi cukup sering ditemukan budaya asia tenggara, kek sate, bahasa singlish dan aktor yang main si mz Henry Golding, dan yang jadi Astrid juga gak cina-cina amat malah dengar kabar burung sih si doi ini malaysian-american yak? hmm... aspek yang tidak terlalu cina tetapi masih asia ini menurutku penting sih, why? karena representasi asia di film holywood masih kurang sih, untuk memenuhi dahaga akan penonton yang haus film asia yang bagus kek saya ini jadi penting say. Apalagi aku masih sayang-sayangnya sama film To all the boys ive loved before dan Searching wkwk.
Stealer di film ini adalah di Peik Lin, ahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahahah geblek dia ini mah. muka sama akting konyolnya sinkron amat dah 😂😋
Kalo lagi tegang-tegangnya ada dia juga bisa jadi pecah, kadang orang-orang konyol gitu pasti ada aja tips-tips kampret yang bisa bikin OIYA YAAAAA...
Kalo yang jadi Nick ini udah kek father-able amat yah, senyumannya bisa mengalihkan dunia akhirat klean-kelan gitu yah, apalagi pas tau kalo dia kaya tajir melitir. Wajah-wajah asia tenggara yang manis yang gak bikin ovarium klean meledak cuma kalo ngeliat adem-adem ayem yang bisa bikin ati ikutan adem wkwk
Penarik perhatian lainnya dari film ini adalah soundtrack-nya. Eh besoknya setelah nonton ini aku dengerin lagu-lagu cina dooong di kantor, gak ngerti nyanyi apa tapi bisa bikin senyum-senyum mulu kalo inget film ini. Dari film ini kutersadar kalo lagu cant help falling in love adalah lagu yang cover-able yaaah, cover lagu yellow juga bisa asik bangeeeet...
Beberapa detail yang aku suka disini adalah kita tau dong orang asia gak pake sepatu di dalam rumah, dan makan harus pake nasi, itu memang diterapin di film ini.
Terus kabarnya Singapore Airlines nolak jadi sponsorship untuk film ini yah, padahal scene stealer dari semua scene di film ini adalah pas di pesawat, sayang amat loooh, hmm...

Kalo menurutku sih yah, ini film romance-comedy yang biasa aja sebenarnya, mungkin karena promosi dengan bawa keberagaman budaya hollywood dan promosi gila-gilaan juga sampe ke Ellen maka ini bisa jadi nilai plus film ini, tapi dari intrik promosi mereka juga sebenarnya bukan hal yang salah sih, toh kita apalagi aku nih juga butuh film-film yang ringan, lovable, dan menyenangkan begini, apalagi aku Asian yah (bukan asinan tapi).

Bener-bener waktu keluar studio aku teriak "JADI KAPAN AKU KAYAAAAA..."
terus temenku nyaut "AKU JADI PENGEN CINAAAA..."
Nih aku kasih spoiler filmnya


You Might Also Like

0 comments

Subscribe