Movie Review: Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212 | Titik Awal Film Indonesia Menuju Kecanggihan CGI?

9/09/2018

Gambar dari sini https://twitter.com/wirosablengID/status/963645845420822529 https://twitter.com/wirosablengID/status/963645845420822529https://twitter.com/wirosablengID/status/963645845420822529
Okay, this is my first review i put it in my blog? And why Wiro Sableng Pendekar Kapak Maut Naga Geni 212?
Because there's few interesting aspects that i wanna share with you. So, lets begin.

Aku termasuk agak telat untuk nonton film ini, karena kerjaan yang jauh dari bioskop dan karena saya bukan penonton yang hobi harus nonton film di hari pertama tayang. Karena aku nontonnya telat, jadi aku sudah cukup banyak membaca tulisan tentang film ini, sangat tidak sedikit yang kecewa dengan film ini, tapi ada beberapa yang setuju kalau film ini bagus. Aku di sisi yang mana? aku tidak akan memihak.
Pertama kali aku melihat trailer pertamanya, aku suka banget, asli! Bahkan sempat quote tweet "looks convincing" di tweet LifeLike Pictures, sampe quote tweet ku di-like oleh LifeLike Pictures dan Vino (maaf ini gak penting wkwk) :D
Aku mulai merasa yakin dengan film ini dan bahkan aku sampe harus berekspektasi tinggi untuk film ini, dan lagi-lagi ini dikarenakan trailernya yang sangat meyakinkan buatku, jadi kalau kata orang bahwa trailer film adalah racun maka itu benar adanya wkwk, aku gak semata-mata memasang ekspektasi tinggi hanya kerena trailernya doang  tapi 20th Century Fox buatku makin yakin dong, lalu muncul trailer kedua yang cukup menggambarkan isi film ini, juga memunculkan beberapa aktor yang akan muncul film ini, dan eng ing eng aku agak menyesal telah memberikan ekspektasiku "terlalu" tinggi, aku sudah lihat betapa kasarnya CGI, aku seketika itu telah menurunkan ekspektasi just in a second after i watched the trailer, yap aku sangat labil dalam berekspektasi wkwk (maafkeun), bahkan aku sampe mikir gak perlu amat lah nonton film ini padahal senang banget nonton film Indonesia.
Lalu kenapa akhirnya aku menonton? aku mau share dikit cerita tentang ini yaah, jadi awalnya aku sama kakakku berencana mau nonton Searching, dan di Balikpapan Searching udah banyak tutup layar dan cuma satu-satunya cuma Cinemaxx di Living Plaza, lalu kami berangkat lah menggunakan Gocar (ini make Gocar kerena kunci motor tiba-tiba hilang di waktu sejam sebelum berangkat ya Tuhaaaaan bisa-bisanya juga seeeh 💥😥 ) jadi kita pake gocar aja lah karena dia bawa anak juga, dan lalu pesan Gocar dan selama perjalanan kok ganjil yah, rasaku kalo ke Living Plaza gak lewat jalan sini dulu deh, aku diam dulu sambil liat pesanan Gocar aku ternyata tujuannya ke Pentacity doooong 😱😢 (((whaaat is wrong with me uurrghh))), kan disitu XXI nya gak ada Searching-nyaaa karena sudah hampir sampe aku bilang ke kakakku kalo ternyata kita salah tujuan dan memutuskan nonton Wiro Sableng aja biar gak kecewa amatan lah yah, karena dia kutraktir maka dia menurut saja wkwk.
Okay, back to the topic!
Ingat, ekspektasiku udah gak tinggi untuk film ini, yang ternyata menguntungkan buatku. Nyatanya film ini menurutku totalitas. Kenapa?
1. Cerita, Cerita yang disuguhkan menurutku runtutannya pas, diawal dikasih liat darimana asal Wiro, dari mana Gurunya, dan Siapa Musuhnya, jadi seperti saya yang awam akan ke-wiro sableng-an ini cukup paham dengan ceritanya, dan cerita bagaimana wiro bertemu teman-temannya juga menurutku terbilag gak asal main ketemu aja, diselipkan beberapa konflik jadi gak asal-asal aja. Seperti ini perlu dijelaskan agar masuk akal. Dan yang paling enak ditonton adalah humornya, humor Wiro juga sableng jadi kata Wiro Sableng yah gak cuma karena julukan doang, yah emang karena sableng, geblek kayak gurunya, tidak ada rasa bosan sedikitpun ketika nonton film ini.
2. Kostum dan Properti, kostum juga rasanya cukup di perhatikan baik-baik oleh mereka, gak seperti film kolosal Indos*ar yang menampilkan kostum terlihat murahan, yang aku cukup memperhatikan kostum kerajaannya, aku rasa ini cukup baik, properti kerajaan jawa juga kurasa baik, ini juga bisa dibilang jadi nilai plus untuk film ini. Dan baju wiro ketika berkelahi juga gak putih terus, kotor banget dan rasa seperti belum ganti baju berhari-hari dan detail seperti ini juga tentunya adalah yang perlu diperhatikan. Kapak Wiro juga terlihat seperti kapak besi kuat dan tidak dibuat-buat.
Gambar dari sini https://twitter.com/Mariviudotcom/status/1035212302566531073

3. Aktor, tokoh-tokoh di film ini juga kurasa dapat peran dengan porsi yang tidak terbuang percuma, sempat kepikiran kalo Gurunya Anggini akan menjadi tokoh yang terbuang percuma, dan ternyata tidak. Gurunya Anggini mendapatkan porsinya kembali untuk bisa diingat oleh penonton ketika kembali membantu Anggini melawan musuh. Wiro juga tidak terlihat paling hebat disini, ini juga bisa menjadikan bahwa kerjasama adalah kunci kemenangan, ini juga bagus membuat para aktor yang lain tidak sekedar tampil gitu aja, yang mana bisa menjadi hal yang akan diingat penonton. Baydewey suara ketawa Guru Sinto mengingatkanku pada kulianak, jadi sempat mikir juga sih kalo denger suara begini malam-malam di hutan mungkin kuntilanaknya lagi becanda aja kali sama teman-teman hantunya, bukan nakutin kamu aja, yakali hantu gak ada selera humor wkwk.
Gambar dari sini https://twitter.com/wirosablengID/status/964378810048278529

4. Action, Action yang di suguhkan menurutku malah baik sekali disini, koreografernya pasti profesional, Yayan Ruhiyan sangat baik memberikan koreografi action yang menegangkan, dan Indonesia sekali.
Gambar dari @erieknjuragan https://twitter.com/VinoGBastian__/status/1037232327632412673

4. CGI, ini sangat menarik aku mau bahas. Jadi, CGI di film ini apakah bagus? Tentu tidak, terlalu naif kalo aku bilang CGI nya bagus, jujur CGI nya masih kasar dan (maaf) terlihat amatir, lalu apakah seburuk itu juga? Tentu tidak juga. Menurutku VFX yang dihasilkan di film ini cukup baik malah, CGI ketika wiro menaiki bukit dan menuruni bukit adalah yang paling terasa kasarnya tetapi VFX yang dihasilkan ketika penggunakan efek ilmu/aura yang keluar malah terlihat tidak amatir dan profesional menurutku, ketika Bidadari terbang pun efek kilauannya juga terasa seperti nyata, efek ilmu/aura yang dikeluarkan Wiro, efek tenaga dalam di tubuh Mahesa Birawa, efek tangan Bujang Gila Tapak ketika mengeluarkan racun wiro juga halus dan tidak asal dan masih banyak VFX yang baik di film ini. It feels real even unreal and Its quite surprise me actually that Indonesian movie can execute the VFX in this good way.

Lalu apakah film ini laik ditonton? aku rasa SANGAT LAIK.
Jadi, kenapa laik ditonton? Karena jarang Indonesia buat film seperti ini, mungkin karena takut dihujat dengan "ke-amatir-an" CGI yang mungkin kita belum siap, lalu jika belum siap, siapa yang akan memulai, aku suka film ini karena mencoba berani mengambil kekhawatiran ini dan mengeksekusinya dengan baik. Kita bisa dibilang masih sangat meremehkan film dengan gaya seperti ini, dengan kekurangan CGI yang masih kasar juga sepertinya masih bisa ditutupi dengan beberapa aspek yang cukup baik di film ini, mulai dari alur cerita, akting para aktor-aktornya, humornya yang sableng, kostum dan properti yang gak murahan dan kecanggihan CGI dan VFX nya, kenapa CGI juga saya masukkan? Karena saya rasa ini adalah titik awal film indonesia menuju film dengan kecanggihan CGI yang memadai, harusnya kita tidak meremehkan film dengan CGI yang kasar seperti ini, ini bisa menjadi motivasi untuk para sineas membuat film canggih, kita memang harus berani, kita tidak boleh berada di zona nyaman terus, kita memang harus support film seperti ini untuk menjadi yang lebih baik, kalau menurutku CGI yang kasar pun bisa banget diampuni dengan aspek lainnya, bahkan sekelas Marvel pun dalam membuat Avengers: Infinity War masih terlihat beberapa efek yang juga masih kasar, ye gak seh? tapi masih sangat diampuni oleh cerita dan eksekusi yang baik. Semua butuh waktu, butuh tenaga, dan butuh kesabaran, dan kurasa sekarang sineas Indonesia sedang mencoba memenuhi itu semua.

You Might Also Like

0 comments

Subscribe