Sebulan Menjauhi Instagram
5/01/2019
Instagram sudah menjadi media
sosial yang paling banyak aku gunakan, bahkan terkadang sudah menjadi keharusan
untuk mengecek Instagram ketika pertama kali membuka mata bangun di pagi hari.
Aku mempunyai kebiasaan untuk harus melihat semua story pengikutku hingga
sampai tidak ada tanda merah melingkar di atas aplikasi, padahal yang dilihat
hanya kegiatan mereka yang mungkin tidak terlalu penting, show-off semua harta
benda mereka, atau kata-kata mutiara/kutipan-kutipan galau dan percayalah semua
itu pernah aku lakukan juga. Berangsur hal-hal semacam ini membuatku jenuh, dan
jujur ini terkadang membuatku mengalami penurunan kepercaya dirianku sendiri
melihat semua kehidupan pengikutku yang terasa lebih mewah, hebat, menakjubkan
dll.
So, untuk itu aku mencoba tidak
menggunakan Instagram demi kehidupanku yang lebih cemerlang, atau media sosial
lainnya kecuali Twitter, Whatsapp untuk kepentingan chat dan Youtube. Lantas
perubahan setelah mengurangi penggunaan Instagram di aku efeknya sangat baik
sekali, aku lebih sering menulis blog, ide untuk menulis pun semakin keluar,
lebih banyak menikmati sunset secara berkualitas tanpa harus diganggu pemikiran
upload ke Instagram dulu, siklus tidur malam lebih baik dan efek yang paling
aku suka adalah cukup banyak buku/novel yang selesai aku baca yang padahal
buku-buku tersebut kemaren-kemaren hanya mandek di rak buku tak tersentuh, ini
benar-benar di luar ekspektasiku.
Aku mulai tidak menggunakan
Instagram pada tanggal 1 April dan sekarang tanggal 1 Mei dan selama sebulan
ini aku bisa menyelesaikan buku sebanyak 8 buku, mungkin beberapa kalian
menganggap “halah baru segitu doang” tapi sebenarnya ini bukan hal yang biasa
buatku, jujur aku bukanlah orang yang bisa menyelesaikan buku dengan cepat
malah terbilang sangat lamban dalam membaca buku dan ini sudah melampaui
batasanku.
Efek ini apakah benar-benar
dikarenakan tidak menggunakan Instagram? Aku rasa iya, kenapa? Karena aku
kebiasaan ketika selesai/jenuh menggunakan Twitter aku akan langsung membuka
aplikasi Instagram dan strategi untuk uninstall aplikasi Instagram dapat
mengubah waktu bermain Instagram untuk membaca buku. Ini terus kuulangi hingga
sebulan dan hasilnya tidak buruk sama sekali. Strategi ini dapat membuatku
menyelesikan buku diantaranya: Muhammad Lelaki Penggenggam Hujan (Tasaro G.K)
668 halaman tetapi per tanggal 1 April aku membaca dimulai di halaman 450,
Sebuah Seni Untuk Bersikap Bodo Amat (Mark Monson) 243 halaman, Laut Bercerita
(Leila S. Chudori) 377 halaman, Aroma Karsa (Dee Lestari) 696 halaman, Cantik
itu Luka (Eka Kurniawan) 505 halaman, Cannery Row (John Steinbeck) 233 halaman,
O Tentang Seekor Monyet Yang Ingin Menikah Dengan Kaisar Dangdut (Eka
Kurniawan) 470 halaman, Orang-Orang Biasa (Andrea Hirata) 262 halaman dengan
total 8 buku, dan 3004 halaman dan percayalah aku senang dengan strategi ini.
Bukan, ini bukan ajang pamer
bahwa aku telah menyelesaikan membaca buku yang tidak seberapa jumlahnya ini
tetapi hanya untuk mengapresiasi diriku sendiri bahwa strategi untuk
meninggalkan Instagram dalam sebulan ini bukanlah hal yang sia-sia dan sadar
bahwa aku mampu melampaui kebiasaanku sebelumnya dan efek lainnya adalah tidak
bikin boros kuota data internet. Aku juga tidak memintamu untuk menghindari
media sosial seperti yang kulakukan. Losing one thing can get you more things.
0 comments