Mining Perspective

4/09/2019



Like a wise man said "just through it and live it so you can know", been frustrated in the beginning but it's turned out awesome actually.

Jadi ya, pertama kali bakal tahu akan kerja di lingkungan seperti ini cukup mengejutkanku dan membuatku was-was karena aku bahkan belum pernah memikirkan atau membayangkan bekerja di lingkungan seperti ini sebelumnya, my first thought when my boss told me to be work in mining environment was “can i survive?” sound coward, right? but yes, that was true, i was that coward but i keep thinking what a wise man aka my father said "just through it and live it so you can know what it's like" (no, my father told me that line in Indonesian, he never speaks in English btw hahaha).

Pertama kali yang aku lakukan adalah membayangkan seperti apa bekerja dan bentukan tambang bagaimana, dan terima kasih google dan Instagram you have showed me how scary it is, tandus, panas dan merusak, dan aku mulai cuek dengan imajinasiku sendiri lalu menjalankan tugas dengan sikap sok tegar. Yap, ketika sampai di tambang, aku diam dan tercengang, ini benar-benar seperti yang digambarkan google dan Instagram bahkan lebih buruk, tandus, kering tapi kalau hujan sangat becek dan berlumpur, panas yang sangat menyengat, debu yang apabila masih menggunakan masker masih tetap masuk ke pernafasan terlebih untuk area stockpile yang penuh dengan debu batubara yang hitam, pernah aku harus bekerja di area stockpile karena masih awam aku mengabaikan saran seniorku untuk memakai masker dan viola hampir seminggu aku menderita pilek dan batuk dan yang mengerikannya lendir yang aku keluarkan dari hidung dan mulut ikut keluar dengan debu hitam batubara tersebut, sungguh itu membuatku trauma mengabaikan safety (buat para atasan dan safety officer yang membaca ini, saya meminta maaf atas kebodohan saya ini, maaf yaa hehehe), jadi untuk yang mungkin masih belum mengetahui seperti apa bekerja di tambang, aku mau membagi informasi bahwa ketika memasuki tambang, keselamatan adalah yang nomor satu untuk kamu ketahui dan terapkan. Ini seperti jantung dalam lingkungan tambang. Lalu awalnya yang paling sering terlintas dipikiranku adalah “kenapa manusia sanggup dan tega menghancurkan alam sampai sebegini rusaknya?”. Jika pertanyaan ini terlintas juga dipikiranmu, ini akan bergantung kepada perspektif.


Jadi aku akan menjelaskan beberapa perspektif versiku mengenai kerusakan yang mungkin diakibatkan oleh tambang itu sendiri.
Pertama kali yang mungkin akan kalian pikirkan ketika mendengar tambang adalah perusak alam terburuk yang dapat dibuat oleh manusia dan mereka “pekerja” atau “pengelola” tambang adalah hanya mencari untung semata dengan untung atau gaji besar, dan ya bukan kamu saja yang memikirkan hal semacam ini, aku juga. Awalnya. Lihat saja bagaimana hutan habis dengan adanya tambang yang otomatis dapat menghancurkan habitat hewan-hewan liar lainnya, lihat saja bagaimana lingkungan sekitar yang rusak karena limbah yang dihasilkan, lihat saja bagaimana mengerikannya alat berat menghancurkan alam dengan begitu gampang dan cepatnya. Kita tidak bisa mengelak dengan apa yang terlihat karena memang seperti itu kenyataannya, tetapi satu yang pasti jika kita melihat hanya dari satu pandang yang seperti itu maka itu adalah pandangan yang sempit.
Aku merasakan dan berfikir tentang hal semacam itu pada awalnya, tetapi semakin saya melihat ke dalam, segala keburukan yang terlihat ternyata terdapat hal yang bermanfaat di sekitarnya, sebagai contoh sebelum aku berkeja di lingkungan seperti ini aku mencari pekerjaan dengan sangat sulit tetapi dengan pertumbuhan pertambangan seperti ini akhirnya aku mendapatkan pekerjaan, dan ini hanya contoh untuk saya saja dan terdapat ratusan atau mungkin ribuan orang yang mendapatkan perkerjaan karena pertumbuhan industri ini, terdapat ratusan atau ribuan keluarga yang hidup dalam sistem ini, aku tidak mau naif tetapi sesungguhnya ini membantuku dalam menghidupi aku dan saudaraku.
Kita juga harusnya tidak dapat mengesampingkan hasil yang telah diberikan oleh tambang itu sendiri, misal untuk pertambangan batubara, batubara sungguh vital terhadap kehidupan manusia, listrik membutuhkan ini, dan kita tidak bisa menafikkan kalau kita membutuhkan listrik, dan ingat itu hanya salah satu contoh, dan dari pengalamanku ketika memasuki daerah dengan pertumbuhan tambang dengan cukup besar, ekonomi dan kualitas hidup daerah itu juga berkembang selama pemerintah dan industri pertambangan tersebut dapat mengelola dengan baik juga.
Lalu bagaimana dengan limbah yang dihasilkan? Bagaimana dengan alam/hutan yang rusak karena pertumbuhan pertambangan ini? Oke, inilah penting adanya regulasi dan kebijakan pemerintah dalam menangani ini, aku bekerja di salah satu pertambangan besar Indonesia dan mereka sangat memperhatikan pengelolaan limbah mereka, mereka mencoba menerapkan regulasi yang telah ditentukan pemerintah, mereka juga menerapkan perbaikan alam/hutan dengan sistem reboisasi, smelter atau cara lainnya, lalu bagaimana dengan tambang kecil yang tidak memikirkan pengelolaan dan perbaikan alam? Dan ini jugalah penting pemerintah bersikap tegas dengan corporate yang seperti ini. Apakah dengan cara ini sungguh bisa berhasil? Aku yakin bisa, sudah banyak contoh pertambangan yang sudah menerapkan regulasi ini dan juga sangat dibutuhkan peran pemerintah juga dalam menangani ini dengan membuat regulasi, kebijakan dan sikap tegas.









Lalu apakah dengan menulis seperti ini aku telah mengglorifikasi industri pertambangan? Maaf, itu bukan sifatku, yang aku mau sampaikan adalah terkadang kita memang tidak bisa melihat sesuatu dalam satu pandangan/sisi semata karena itu bisa menjadi bumerang terhadap diri kita sendiri, banyak aspek yang bisa berdampak pada manusia dan lingkungan itu sendiri atas industri ini.

Tulisan ini hanya medium untuk pengalaman dan perspektif yang ingin aku sampaikan. Ayo kita memberikan perpektif kita masing-masing. I’m very much willing to talk about this with your perspective or mine.






You Might Also Like

0 comments

Subscribe