TASTE SHAMING

4/02/2019


"Cowok kok pake baju warna pink"
"Kamu cowok tapi suka bunga, aneh banget"
"Selera musikmu kenapa melow-melow gini sih, cengeng amat"
"Model tasmu udah kayak cewek gini yah? gak risih lu makenya?"
"Wallpaper handphone mu kenapa bunga gitu sih?"
"Itu tali sepatu kamu warna pink"
"Parfum kamu kayak parfum cewek ya"
"Kamu pake apa itu? lipstick?"

Mungkin buat kalian kalimat-kalimat di atas bukanlah sesuatu yang istimewa atau aneh didengar, awalnya akupun merasa seperti itu. Aku bukan tipe orang yang selalu mendengar apa kata orang terlebih kepada orang yang tidak aku kenal-kenal banget tetapi lama-kelamaan hal semacam ini menjadi sesuatu yang menjengkelkan.
Jujur, aku selalu membiarkan mereka yang selalu menanyakan/melontarkan kalimat-kalimat di atas, aku selalu menganggap ini angin lalu semata. Mungkin sebagian kalian yang membaca ini akan mengatakan bahwa aku adalah anak yang pengecut karena tidak mau melawan atau membalas mereka secara langsung dan hanya menulis dalam blog. Oke, ya, aku mungkin memang pengecut ketika orang-orang itu melontarkan kalimat-kalimat tersebut, aku bahkan tidak tahu harus bagaimana atau mau berkata apa. Aku selalu tersenyum kecil bin miris ketika mereka selalu berkata itu, hampir tidak pernah membalas, apakah aku sebodoh itu? IYA (mungin) hahaha.
Menurutku orang-orang akan berkata begitu karena mereka belum mengerti, belum memahami manusia sehingga mereka memilih untuk mengejek, menertawakan, dan mungkin akan bersikap bully kepada targetnya daripada mencari tahu. Mereka hanya perlu pemahaman mengapa aku menyukai bunga, musik melow cengeng, tas yang kataya mirip tas cewek, pake kemeja warna pink dsb, itu tidak bisa aku jelaskan secara langsung kepada mereka karena beberapa situasi dan kondisi yang kurang pas saja.

Oke disini aku mau menulis tentang kenapa kalimat-kalimat di atas adalah sebenarnya sampah dan meluruskan kenapa aku menyukai hal-hal seperti yang di atas.
Sebelumnya aku yang bertanya kepada kalian, kenapa semua yang berwarna pink harus selalu direlasikan dengan wanita sehingga laki-laki seakan haram untuk menggunakannya? Stereotip racun seperti ini yang akhirnya membuat seseorang malu sehingga dapat menenggelamkan kreatifitas seseorang. Aku rasa stereotip ini yang harus dihilangkan karena memang harusnya tidak ada batasan warna untuk gender tertentu, laki-laki harusnya bebas memilih warna yang mereka suka entah itu pink atau "warna feminin" lainnya, begitupun wanita, mereka seharusnya juga bebas memilih selera mereka tanpa ada batasan.
Aku menyukai musik melow yah karena itu menenangkanku selain duit, kamu mau kasih aku duit? tidak kan? makanya lebih baik diam.
Aku menyukai sepatu dengan tali warna pink dan kemeja berwarna pink yah karena aku merasa warna itu terasa pas di benda-benda itu plus banyak diskonnya.
Aku menyukai tas itu karena itu hadiah ulang tahunku dari mbakku yang sekarang sudah mati dan tas itu dapat mengingatkanku kepadanya.
Aku menyukai parfum itu karena wanginya enak dan murah.
Dan satu lagi, itu bukan lipstik sayang, itu vaseline petroleum jelly untuk lembabin bibir. Hadeh.
Stereotip mengkotak-kotakkan manusia seperti laki-laki tidak boleh nangis, perempuan harus bisa masak, laki-laki harus ngerokok biar keliatan "laki", perempuan tidak boleh kerja/sekolah setelah nikah, ini menurutku sudah salah, tidak memanusiakan manusia, padahal jika pribadi itu bisa melakukannya, kenapa tidak? Jika pribadi tersebut mempunyai selera yang berbeda dengan yang lain, kenapa dianggap salah?.

Jadi gini, harusnya kita itu bukannya menghakimi langsung seseorang tanpa tahu kenapa mereka begitu, terkadang mereka hanya memilih diam karena malas menghadapi orang-orang itu, terlalu lelah memberikan penjelasan. Bagiku, bukan hanya lelah memberikan penjelasan tetapi terkadang aku mulai menyadari bahwa beberapa orang-orang ini tidak akan mengerti seleraku dan itu tidak apa, aku juga tidak akan menyalahkan mengapa seleraku seperti ini karena ini juga yang membentuk aku, walaupun aku semakin memberontak sesungguhnya malah itu akan menghancurkan aku secara perlahan. Orang-orang dengan sikap sarkasme begini perlu diberikan edukasi dan itu bukan tugasku memberikan edukasi sosial semacam ini, mereka memerlukan lingkungan yang dapat memahami manusia.
Aku sendiri sebenarnya tidak tahu harus menghadapi orang-orang semacam ini, yang kutahu bahwa terkadang memang kita tidak perlu terlalu merepotkan diri untuk memikirkan apa yang orang lain katakan, aku tidak bilang harus cuek akan semua kata orang karena mungkin apa yang orang katakan ada benarnya tapi akan lebih mudah jika mendengarkan apa yang orang terdekat katakan, cukup yang terdekat saja, i can sure you sometimes it's hurts as hell but it's okay this is life we talk about, i hurt too, you may gonna say "but we deserve to feel happy in this life and feel no pain" and you know that's the real crap, sometimes you need to feel pain to get what happiness looks like and one thing i should tell you, you can't deal with everyone's taste, you may think that's crap but you know nothing of the story behind it.

You Might Also Like

0 comments

Subscribe